Krakatau adalah gunung berapi yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Gunung berapi ini pernah meletus pada tanggal 26 Agustus 1883. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat.
Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar di Alice Springs, Australia dan pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
Gunung Krakatau Purba
Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.
Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
"Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula…. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera".
Pakar geologi B.G. Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung.
Letusan gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Perkembangan Gunung Krakatau
Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.
Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-28 Agustus 1883.
Letusan Gunung Krakatau
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geoghrapic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluh-lantakkan dalam sejarah manusia moderen. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 peduduk bumi saat itu.
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. Sedangkan buku The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.
Selain itu, ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.
Akibat letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung layar di Pulai Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.
Anak Krakatau
Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Kakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya selitar 20 inchi per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki.
Catatan lain menyebutkan penambahan tiggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitu, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak rakata mencapai 7.500 inchi atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.
Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.
Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya.
Jumat, 07 Agustus 2009
Rabu, 29 Juli 2009
Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen
Untuk materi ini mempunyai 1 Kompetensi Dasar yaitu:
Kompetensi Dasar :
1. Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.
Pembentukan Muka Bumi
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga Endogen
Tengaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yangberasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)
Proses Diastropisme
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
Proses lipatan
Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
Proses Patahan
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.
Istilah-Istilah vulkanisme :
1. Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi
2. Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.
3. Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.
4. Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.
5. Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.
6. Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumu.
7. Eflata / bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi letusan eksplosif.
8. Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak mak akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).
Bentuk-Bentuk Gunungapi
Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :
1. Gunungapi Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
2. Gunungapi Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi Starto (Kerucut)
3. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,
Gejala Vulkanisme
Gejala Vulakanik ada dua yaitu :
* Pravulkanik
Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas)
2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat
4. Pascavulkanik (postvulcanic)
5. Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :
6. Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten (Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)
7. Ditmuaknya gas gunungapi berupa :
8. Uap air (fumarola)
9. Gas belerang (sulfatar)
10. Gas karbondioksida (mofet)
11. adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)
Tenaga Eksogen
Proses eksogenmerupakan tenaga dari luar.
Pelapukan
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
1. Sinar matahari
2. Air
3. Gletser
4. reaksi kimiawi
5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).
Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)'
* Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. warna air yang mengalir berwarna coklat 2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat 3. kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
4. 'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
* Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
1. tebing sungai semakin dalam
2. lembah semakin curam
3. pembentukan gua
4. memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :
1. Batu jamur
2. Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1. Dinding pantai yang curam
2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
3. gua pantai
4. batu layar
Kompetensi Dasar :
1. Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.
Pembentukan Muka Bumi
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga Endogen
Tengaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yangberasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer)
Proses Diastropisme
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
Proses lipatan
Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
Proses Patahan
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.
Istilah-Istilah vulkanisme :
1. Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi
2. Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.
3. Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.
4. Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.
5. Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.
6. Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumu.
7. Eflata / bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi letusan eksplosif.
8. Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak mak akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).
Bentuk-Bentuk Gunungapi
Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :
1. Gunungapi Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.
2. Gunungapi Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi Starto (Kerucut)
3. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,
Gejala Vulkanisme
Gejala Vulakanik ada dua yaitu :
* Pravulkanik
Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas)
2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat
4. Pascavulkanik (postvulcanic)
5. Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :
6. Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten (Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)
7. Ditmuaknya gas gunungapi berupa :
8. Uap air (fumarola)
9. Gas belerang (sulfatar)
10. Gas karbondioksida (mofet)
11. adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)
Tenaga Eksogen
Proses eksogenmerupakan tenaga dari luar.
Pelapukan
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
1. Sinar matahari
2. Air
3. Gletser
4. reaksi kimiawi
5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).
Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)'
* Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. warna air yang mengalir berwarna coklat 2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat 3. kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
4. 'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
* Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
1. tebing sungai semakin dalam
2. lembah semakin curam
3. pembentukan gua
4. memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :
1. Batu jamur
2. Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1. Dinding pantai yang curam
2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
3. gua pantai
4. batu layar
Batuan
Batuan I
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite
Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”
Batuan II
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.
Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada - USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite
Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”
Batuan II
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.
Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama.
Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik.
Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”.
Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada - USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.
Sungai Amazon
Sungai Amazon Pernah Mengalir ke Samudera Pasifik
Sepertinya kita semua sudah tahu kalo Sungai Amazon sekarang mengalir mulai dari Pegunungan Andes di negara Peru, Equador, dan Kolombia ke arah timur ke negara Brasil sampai akhirnya menuju ke Samudera Atlantik. Tapi tahukah kita bahwa Sungai Amazon ini pernah mengalir ke arah barat dari negara Brasil menuju Samudera Pasifik?
Sungai Amazon adalah sungai terbesar di dunia dengan total aliran sungainya yang melebihi jumlah total aliran keenam sungai terbesar berikutnya (sampai 300 ribu meter kubik per detik). Bahkan seperlima dari total volume air tawar yang masuk ke samudera berasal dari Sungai Amazon. Sungai Amazon juga termasuk sungai terpanjang kedua setelah Sungai Nil di Afrika. Daerah tangkapan air (drainage area) dari Sungai Amazon yang sering disebut Cekungan Amazon (Amazon Basin) luasnya hampir dua kali luas India atau sekitar 40 persen luas Amerika. Dengan drainage area sebesar itu dan alirannya yang sangat besar bagaimana kenampakan daerah hilir atau muara Sungai Amazon?
Coba tengok bentuk muara Sungai Amazon di gambar sebelah. Pada saat musim hujan, lebar muara bisa mencapai 500 kilometer dan bentuk muara dari Sungai Amazon ternyata berubah dalam 5 tahun terakhir ini. Ini sangat mungkin terjadi karena aliran sungainya yang cukup besar yang bisa mencapai 125 miles ke arah Samudera Atlantik. Peneliti-peneliti terdahulu banyak yang menduga bahwa Sungai Amazon pernah mengalir ke arah barat dimana aliran ini berlawanan arah dengan alirang Sungai Amazon sekarang. Sebagian dari mereka ada yang menyangkut-pautkan Sungai Amazon adalah bagian sistem sungai proto-Kongo (Zaire) yang terbentuk pada saat Afrika dan Amerika Selatan bersatu dalam satu kontinen yang besar yang disebut Gondwana. Tetapi bagaimana peneliti-peneliti sekarang menerangkan bahwa aliran Sungai Amazon pernah mengalir ke arah barat.
Awal terlahirnya ide bagaimana dulunya Sungai Amazon mengalir ke arah barat adalah didasarkan atas penemuan beberapa peneliti dari UNC (University of North Carolina) yang awal mulanya meneliti bagian atas batuan sedimen yang ada di Cekungan Amazon. Tetapi secara tidak sengaja mereka menemukan butiran-butiran mineral purba yang ada di bagian tengah Amerika Selatan yang dipercaya mineral-mineral tersebut berasal dari timur. Butiran mineral tersebut adalah zircon. Zircon tersebut mempunyai kandungan uranium dan thorium sehingga kita mampu menentukan umur dari mineral tersebut berdasarkan waktu peluruhannya. Selain itu mineral tersebut juga mempunyai kemampuan untuk dapat bertahan melewati proses-proses geologi seperti erosi, transportasi, bahkan mampu juga bertahan terhadap proses metamorfosis. Hasil penentuan umur dari mineral zircon bisa diinterpretasikan menjadi umur kira-kira terbentuknya proses kristalisasi. Berdasarkan informasi tersebut, Russell Mapes bersama profesornya Dr. Drew Coleman dari Universitas North Carolina menelusuri 80% Cekungan Amazon dan mengumpulkan butiran zircon yang mereka temukan untuk kemudian diukur umurnya menggunakan radiometri teknik (U-Pb). Dan hasil pengukuran ini memperkuat interpretasi mereka bahwa Sungai Amazon dulunya pernah mengalir dari timur ke barat. Mengapa mereka sangat yakin bahwa berdasarkan umur dari zircon tersebut maka aliran Sungai Amazon dulunya adalah dari timur ke barat? Ditemukannya umur zircon yang bervariasi antara 1.4 sampai 2 milyar tahun yang lalu memberikan indikasi bahwa source atau asal dari zircon tersebut adalah dari timur dimana batuan yang berumur 2.5 milyar tahun yang lalu banyak ditemukan di bagian timur benua Amerika Selatan. Bagaimana dengan Andes? Bukankah ada kemungkinan source dari zircon tersebut dari barat (Andes)? Kecil sekali kemungkinan bahwa source dari zircon tersebut berasal dari Andes. Ini disebabkan Andes baru terbentuk setelah 65 juta tahun yang lalu ketika lempeng tektonik Amerika Selatan dan lempeng tektonik Afrika telah terpisah akibat pemekaran dari pematang lantai samudera yang ada di antara kedua lempeng tektonik tersebut. Karena proses geologi yang terus berlangsung terutama di bagian barat dari Amerika Selatan (Andes area), batuan di bagian barat ini semakin muda umurnya dibandingkan batuan di bagian timur Amerika Selatan.
Sekitar 50 juta tahun yang lalu, lempeng tektonik Amerika Selatan yang terpisah dari lempeng tektonik Afrika bertumbukan dengan lempeng tektonik Nazca dari Samudera pasifik sehingga membentuk Pegunungan Andes yang terbentuk akibat proses pengangkatan oleh subduksi lempeng tektonik di sebelah barat Amerika Selatan tersebut dan masih terus berlangsung hingga sekarang. Terbentuknya Andes ini mampu menahan aliran Sungai Amazon dari timur ke barat. Sungai Amazon kemudian berubah menjadi semacam lautan di tengah benua yang dengan berjalannya waktu berubah menjadi rawa dan danau.
Apalagi yang membuat Andes sangat unik? Andes yang berasal dari bahasa Quechua yang berarti Anti atau puncak yang tinggi merupakan deretan pegunungan terpanjang di dunia. Panjangnya mencapai lebih dari 7000 kilometer dan lebarnya mencapai 500 kilometer serta mempunyai ketinggian rata-rata 4000 meter.
Sampai sekitar Miosen dimana Andes sudah terbentuk dan tetap terbentuk mampu membalikkan aliran Sungai Amazon dari semula dari timur ke barat menjadi dari barat ke timur ke arah Tinggian Purus. Tinggian Purus ini termasuk paleo high atau tinggian purba yang terbentuk dari utara sampai selatan di tengah-tengah Amerika Selatan. Tinggian Purus ini yang membagi aliran sungai Amazon menjadi dua (satu ke arah barat ke Andes dan satu ke arah Samudera Atlantik). Sekitar Miosen Akhir atau sekitar 10 juta tahun yang lalu, akhirnya aliran air Sungai Amazon mampu melewati Tinggian Purus dan pada saat itu pula Andes semakin tinggi terbentuk sehingga mampu membalikkan aliran Sungai Amazon sepenuhnya ke Samudera Atlantik. Faktor lain yang mendukung berbaliknya aliran Sungai Amazon adalah turunnya permukaan air laut sehingga danau Amazon yang semula terbentuk mampu mengalir ke Samudera Atlantik seperti yang kita lihat sekarang ini.
Inilah sejarah berbaliknya aliran Sungai Amazon yang disebabkan oleh terbentuknya Pegunungan Andes di sebelah barat Amerika Selatan dan membuat bagian timur Amerika Selatan menjadi daerah yang relatif stabil. Jadi sangatlah memungkinkan aliran sungai berbalik arah dengan berjalannya waktu seperti yang terjadi di Sungai Amazon. Ini membuktikan bahwa sungai yang kita lihat sekarang tidaklah tetap pada posisi dan alirannya karena bumi yang kita pijak ini juga tidaklah diam pada posisinya sekarang.
Sepertinya kita semua sudah tahu kalo Sungai Amazon sekarang mengalir mulai dari Pegunungan Andes di negara Peru, Equador, dan Kolombia ke arah timur ke negara Brasil sampai akhirnya menuju ke Samudera Atlantik. Tapi tahukah kita bahwa Sungai Amazon ini pernah mengalir ke arah barat dari negara Brasil menuju Samudera Pasifik?
Sungai Amazon adalah sungai terbesar di dunia dengan total aliran sungainya yang melebihi jumlah total aliran keenam sungai terbesar berikutnya (sampai 300 ribu meter kubik per detik). Bahkan seperlima dari total volume air tawar yang masuk ke samudera berasal dari Sungai Amazon. Sungai Amazon juga termasuk sungai terpanjang kedua setelah Sungai Nil di Afrika. Daerah tangkapan air (drainage area) dari Sungai Amazon yang sering disebut Cekungan Amazon (Amazon Basin) luasnya hampir dua kali luas India atau sekitar 40 persen luas Amerika. Dengan drainage area sebesar itu dan alirannya yang sangat besar bagaimana kenampakan daerah hilir atau muara Sungai Amazon?
Coba tengok bentuk muara Sungai Amazon di gambar sebelah. Pada saat musim hujan, lebar muara bisa mencapai 500 kilometer dan bentuk muara dari Sungai Amazon ternyata berubah dalam 5 tahun terakhir ini. Ini sangat mungkin terjadi karena aliran sungainya yang cukup besar yang bisa mencapai 125 miles ke arah Samudera Atlantik. Peneliti-peneliti terdahulu banyak yang menduga bahwa Sungai Amazon pernah mengalir ke arah barat dimana aliran ini berlawanan arah dengan alirang Sungai Amazon sekarang. Sebagian dari mereka ada yang menyangkut-pautkan Sungai Amazon adalah bagian sistem sungai proto-Kongo (Zaire) yang terbentuk pada saat Afrika dan Amerika Selatan bersatu dalam satu kontinen yang besar yang disebut Gondwana. Tetapi bagaimana peneliti-peneliti sekarang menerangkan bahwa aliran Sungai Amazon pernah mengalir ke arah barat.
Awal terlahirnya ide bagaimana dulunya Sungai Amazon mengalir ke arah barat adalah didasarkan atas penemuan beberapa peneliti dari UNC (University of North Carolina) yang awal mulanya meneliti bagian atas batuan sedimen yang ada di Cekungan Amazon. Tetapi secara tidak sengaja mereka menemukan butiran-butiran mineral purba yang ada di bagian tengah Amerika Selatan yang dipercaya mineral-mineral tersebut berasal dari timur. Butiran mineral tersebut adalah zircon. Zircon tersebut mempunyai kandungan uranium dan thorium sehingga kita mampu menentukan umur dari mineral tersebut berdasarkan waktu peluruhannya. Selain itu mineral tersebut juga mempunyai kemampuan untuk dapat bertahan melewati proses-proses geologi seperti erosi, transportasi, bahkan mampu juga bertahan terhadap proses metamorfosis. Hasil penentuan umur dari mineral zircon bisa diinterpretasikan menjadi umur kira-kira terbentuknya proses kristalisasi. Berdasarkan informasi tersebut, Russell Mapes bersama profesornya Dr. Drew Coleman dari Universitas North Carolina menelusuri 80% Cekungan Amazon dan mengumpulkan butiran zircon yang mereka temukan untuk kemudian diukur umurnya menggunakan radiometri teknik (U-Pb). Dan hasil pengukuran ini memperkuat interpretasi mereka bahwa Sungai Amazon dulunya pernah mengalir dari timur ke barat. Mengapa mereka sangat yakin bahwa berdasarkan umur dari zircon tersebut maka aliran Sungai Amazon dulunya adalah dari timur ke barat? Ditemukannya umur zircon yang bervariasi antara 1.4 sampai 2 milyar tahun yang lalu memberikan indikasi bahwa source atau asal dari zircon tersebut adalah dari timur dimana batuan yang berumur 2.5 milyar tahun yang lalu banyak ditemukan di bagian timur benua Amerika Selatan. Bagaimana dengan Andes? Bukankah ada kemungkinan source dari zircon tersebut dari barat (Andes)? Kecil sekali kemungkinan bahwa source dari zircon tersebut berasal dari Andes. Ini disebabkan Andes baru terbentuk setelah 65 juta tahun yang lalu ketika lempeng tektonik Amerika Selatan dan lempeng tektonik Afrika telah terpisah akibat pemekaran dari pematang lantai samudera yang ada di antara kedua lempeng tektonik tersebut. Karena proses geologi yang terus berlangsung terutama di bagian barat dari Amerika Selatan (Andes area), batuan di bagian barat ini semakin muda umurnya dibandingkan batuan di bagian timur Amerika Selatan.
Sekitar 50 juta tahun yang lalu, lempeng tektonik Amerika Selatan yang terpisah dari lempeng tektonik Afrika bertumbukan dengan lempeng tektonik Nazca dari Samudera pasifik sehingga membentuk Pegunungan Andes yang terbentuk akibat proses pengangkatan oleh subduksi lempeng tektonik di sebelah barat Amerika Selatan tersebut dan masih terus berlangsung hingga sekarang. Terbentuknya Andes ini mampu menahan aliran Sungai Amazon dari timur ke barat. Sungai Amazon kemudian berubah menjadi semacam lautan di tengah benua yang dengan berjalannya waktu berubah menjadi rawa dan danau.
Apalagi yang membuat Andes sangat unik? Andes yang berasal dari bahasa Quechua yang berarti Anti atau puncak yang tinggi merupakan deretan pegunungan terpanjang di dunia. Panjangnya mencapai lebih dari 7000 kilometer dan lebarnya mencapai 500 kilometer serta mempunyai ketinggian rata-rata 4000 meter.
Sampai sekitar Miosen dimana Andes sudah terbentuk dan tetap terbentuk mampu membalikkan aliran Sungai Amazon dari semula dari timur ke barat menjadi dari barat ke timur ke arah Tinggian Purus. Tinggian Purus ini termasuk paleo high atau tinggian purba yang terbentuk dari utara sampai selatan di tengah-tengah Amerika Selatan. Tinggian Purus ini yang membagi aliran sungai Amazon menjadi dua (satu ke arah barat ke Andes dan satu ke arah Samudera Atlantik). Sekitar Miosen Akhir atau sekitar 10 juta tahun yang lalu, akhirnya aliran air Sungai Amazon mampu melewati Tinggian Purus dan pada saat itu pula Andes semakin tinggi terbentuk sehingga mampu membalikkan aliran Sungai Amazon sepenuhnya ke Samudera Atlantik. Faktor lain yang mendukung berbaliknya aliran Sungai Amazon adalah turunnya permukaan air laut sehingga danau Amazon yang semula terbentuk mampu mengalir ke Samudera Atlantik seperti yang kita lihat sekarang ini.
Inilah sejarah berbaliknya aliran Sungai Amazon yang disebabkan oleh terbentuknya Pegunungan Andes di sebelah barat Amerika Selatan dan membuat bagian timur Amerika Selatan menjadi daerah yang relatif stabil. Jadi sangatlah memungkinkan aliran sungai berbalik arah dengan berjalannya waktu seperti yang terjadi di Sungai Amazon. Ini membuktikan bahwa sungai yang kita lihat sekarang tidaklah tetap pada posisi dan alirannya karena bumi yang kita pijak ini juga tidaklah diam pada posisinya sekarang.
Merawat Venus Flytrap
Perawatan VFT
1. Rendam Pot tingginya sekitar ¼ ukuran pot
2. Air yang digunakan harus bebas mineral atau mineralnya sedikit. Air Rendaman bisa : Air AC, air RO, air hujan, atau air mineral merk Vit(sudah terbukti)
3. VFT suka akan Matahari. Tetapi untuk tanaman yang baru datang penyinaran harus bertahap
4. dan bila sedang dilakukan penyinaran harus ada air rendaman, media jangan sampai kering
5. Kalau saya sendiri untuk vft yang penting mataharinya terang aja. Dan saya letakkan tidak di matahari langsung. Karena ada beberapa jenis yang kurang kuat dipaparkan matahari langsung sehingga gosong. Itu mungkin karena matahari ditempat saya terlalu terik. Dan juga kelembapan hilang.
6. Media VFT dan drosera adalah peatmoss atau spagnum moss, peatmoss bisa dibeli di ace hardware dan kalau spagnum moss (lumut mati) bisa dicari di toko yang jual anggrek
LARANGAN UNTUK VFT
1. Jangan dipupuk apapun baik pupuk buatan atau pupuk alami
2. Jangan pakai air dengan mineral tinggi
3. Jangan dimainin trapnya dan jangan disiram dari atas !!!
MAKANAN YG BAGUS UNTUK VFT
1. Serangga berkulit lunak (lalat, laron, rayap, semut, ulat hongkong)
2. Putih telur rebus
3. Daging udang cincang (dikupas dulu udangnya)
4. Ikan cere (yg kecil saja)
5. Gula Pasir
PENYAKIT VFT
1. Bercak2 hitam, busuk mendadak
VFT nya 90% kemungkinan kena jamur. Solusinya : cabut semua tumbuhan dalam pot yg sama, potong bagian yg menghitam / busuk. bersihkan dengan air bersih (air sumur oke, asal jangan air PAM), lalu rendam dengan larutan fungisida yg sudah dilarutkan sesuai takaran selama lima menit. Lalu bersihkan dengan air bersih mengalir hingga bersih. Tanam kembali dengan media yg baru.
2. Daun memanjang, trap mengecil
Medianya padat, itu ciri2 VFT minta ganti media. Ternyata bukan karena pengaruh sinar matahari. Caranya ya vft dikeluarkan dari media, lalu media tsb digemburkan kembali / diaduk2 supaya sirkulasi udara kembali baik. Tanam kembali.
3. Trapnya busuk
Salah makan, biasanya makanan yg gak sesuai dengan VFT (banyak lemak), salah satu bulu trapnya terjepit lalu dicerna, kena jamur (lihat no1), dan yg terpenting : sudah habis jatah buka tutupnya.
Terus soal dijemur..
kemungkinan mengering/layunya vft gr2 medianya telat lembab..
jadi udah terlanjur kering..baru disiram..
Dewi Venus dipuja bangsa Romawi lantaran kecantikan dan kebaikan hatinya yang penuh cinta. Namun, bagi para serangga venus justru menjadi malaikat pencabut nyawa. Kecantikannya hanyalah pemikat yang mengantarkan mereka menuju gerbang kematian.
Dialah venus fly trap alias Dionaea muscipula. Sosok tanaman pemangsa serangga itu memang indah. Pada setiap daun terdapat sepasang cuping berwarna merah mencorong atau hijau muda. Di bagian tepi terdapat bulu-bulu halus, persis kelopak mata. Susunan daun yang tampak roset membuat penampilan anggota famili Droseraceae itu kian menawan. Pantas bila sebutan venus yang melambangkan kecantikan itu disematkan pada kerabat drosera itu.
Tak hanya keindahannya yang membuat para serangga tergoda untuk hinggap. Dari permukaan cuping menguar aroma nektar yang menggiurkan. Begitu serangga menjejakkan kaki, setengah detik kemudian kedua cuping itu mengatup menjebak mangsa. Dalam waktu sesingkat itu tak satu pun mangsa mampu meloloskan diri.
Enzim
Setelah itu barulah enzim yang dihasilkan kelenjar di permukaan cuping bekerja. Enzim itu mengurai tubuh sang mangsa menjadi protein yang nantinya diserap tanaman untuk pertumbuhan. Setelah 'makanan' benar-benar habis, cuping membuka dan kembali bersiap menjebak mangsa. Begitulah cara dionaea bertahan hidup di habitat aslinya di alam. Maklum, seperti halnya tanaman karnivora lain, mereka hidup di lahan yang minim hara dan mineral.
Dionaea adalah tanaman pemangsa sesungguhnya. Ia menggunakan 'senjata' sepasang cuping untuk menangkap serangga. Namun, cara kerja cuping menjebak mangsa hingga kini belum diketahui secara pasti. Kemungkinan sepasang cuping itu mengatup setelah serangga menyentuh rambut-rambut halus yang berada di permukaan bagian dalam cuping. Rambut-rambut itu ibarat sensor yang memicu aktivitas sel-sel pada pangkal cuping sehingga menutup dengan cepat.
Beragam keunikan dionaea juga membangkitkan minat para hobiis untuk membudidayakannya. Kunci keberhasilan budidaya dionaea adalah lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya di alam. Salah satunya adalah menanam dionaea pada media lembap, tetapi jangan sampai tergenang. Kondisi media tergenang dapat menyebabkan busuk akar dan akhirnya mati. Media juga jangan dibiarkan terlalu kering. Agar kelembapan media terus terjaga, letakkan pot dalam wadah berisi air setinggi 1 cm.
Air hujan
Namun, jangan sembarangan menggunakan air. Seperti tanaman karnivora lainnya, dionaea sangat peka terhadap kemurnian air. Musababnya, di habitat aslinya mereka hanya disirami air hujan yang kandungan hara atau mineralnya rendah. Oleh sebab itu, satusatunya cara untuk memenuhi kebutuhan air dionaea adalah dengan menampung air hujan pada tangki atau kolam.
Tanaman penjebak serangga itu juga sangat peka terhadap kondisi media tumbuh. Di habitat aslinya mereka hidup di tanah minim hara dan mineral. Akibatnya sistem perakaran mereka tidak mampu menyerap air atau mineral jika konsentrasinya dalam tanah terlalu tinggi.
Oleh sebab itu dionaea membutuhkan media asam yang kandungan haranya rendah seperti campuran kompos sphagnum, perlit, dan pasir silikat yang tidak mengandung ion, dengan perbandingan 2:1:1.
Dorman
Venus fly trap berasal dari daerah beriklim sedang. Ia mengalami masa dormansi pada musim dingin. Sayangnya iklim seperti itu tidak terjadi di kawasan tropis. Sedangkan dormansi salah satu bagian dari siklus hidup dionaea. Bila tidak melewati fase itu, tanaman akan melemah dan akhirnya mati.
Agar dionaea mengalami dormansi, simpan tanaman di dalam lemari berpendingin selama 3-4 bulan. Sebelum disimpan, pastikan media yang digunakan berdrainase baik sehingga tidak terlalu basah atau sampai tergenang. Beberapa bulan setelah dorman, tanaman kembali tumbuh, lebih vigor, dan berbunga.
Di habitat aslinya, Dionaea muscipula tumbuh menghampar tanpa naungan. Itulah sebabnya ia menyukai sinar matahari langsung. Begitu juga bila dibudidayakan. Sebaiknya tanaman disimpan di tempat terbuka. Selain tanaman tampak lebih vigor, warna tanaman juga lebih mencorong sehingga penampilannya lebih menarik. Cuping dionaea juga mengatup lebih cepat sehingga mangsa tak akan sanggup meloloskan diri.
Bila kelima kondisi itu terpenuhi, dionaea akan tumbuh subur. Setiap tanaman dewasa menghasilkan 30 cuping jebakan dan panjang daun mencapai 15 cm. Ia berbunga setahun sekali yakni ketika musim semi. Sekali berbunga bisa menghasilkan 40 kuntum. Sayangnya para hobiis yang merawat dionaea dari biji mesti bersabar menunggu 3-6 tahun hingga dewasa.
Para ahli hortikultura menduga lambannya pertumbuhan akibat aktivitas cuping saat menjebak mangsa. Ketika itulah tanaman kehilangan banyak energi. Apalagi tidak setiap saat jebakan itu berhasil menangkap mangsa. Makanan melayang, energi pun hilang.
Lamban
Meski dionaea tergolong tanaman karnivora, jangan sekali-kali memberikan daging atau makanan lainnya kepada dionaea. Tidak semua makanan bisa dicerna enzim yang dikeluarkan olehnya. Langkah seperti itu bukannya menambah energi, malah tanaman akhirnya mati.
Maraknya pembudidaya bukan hanya menyelamatkan dionaea dari kepunahan. Dari tangan merekalah aneka jenis kultivar baru lahir. Jumlah kultivar baru yang terdaftar di International Carnivorous Plant Society terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang paling spektakuler adalah 'clayton reds' yang daunnya berwarna ungu kemerahan.
Varian lainnya adalah dionaea yang seluruh daunnya berwarna hijau kekuningan tanpa semburat merah sama sekali. Ada juga kultivar yang mengalami mutasi. Pada bagian tepi cuping hanya bergerigi menyerupai ujung gergaji. Itulah sebabnya ia dinamakan 'sawtooth'. Lazimnya tepi cuping itu berupa rambutrambut halus. Dengan perawatan tepat, aneka keunikan itu dapat dinikmati sepanjang hayat.
1. Rendam Pot tingginya sekitar ¼ ukuran pot
2. Air yang digunakan harus bebas mineral atau mineralnya sedikit. Air Rendaman bisa : Air AC, air RO, air hujan, atau air mineral merk Vit(sudah terbukti)
3. VFT suka akan Matahari. Tetapi untuk tanaman yang baru datang penyinaran harus bertahap
4. dan bila sedang dilakukan penyinaran harus ada air rendaman, media jangan sampai kering
5. Kalau saya sendiri untuk vft yang penting mataharinya terang aja. Dan saya letakkan tidak di matahari langsung. Karena ada beberapa jenis yang kurang kuat dipaparkan matahari langsung sehingga gosong. Itu mungkin karena matahari ditempat saya terlalu terik. Dan juga kelembapan hilang.
6. Media VFT dan drosera adalah peatmoss atau spagnum moss, peatmoss bisa dibeli di ace hardware dan kalau spagnum moss (lumut mati) bisa dicari di toko yang jual anggrek
LARANGAN UNTUK VFT
1. Jangan dipupuk apapun baik pupuk buatan atau pupuk alami
2. Jangan pakai air dengan mineral tinggi
3. Jangan dimainin trapnya dan jangan disiram dari atas !!!
MAKANAN YG BAGUS UNTUK VFT
1. Serangga berkulit lunak (lalat, laron, rayap, semut, ulat hongkong)
2. Putih telur rebus
3. Daging udang cincang (dikupas dulu udangnya)
4. Ikan cere (yg kecil saja)
5. Gula Pasir
PENYAKIT VFT
1. Bercak2 hitam, busuk mendadak
VFT nya 90% kemungkinan kena jamur. Solusinya : cabut semua tumbuhan dalam pot yg sama, potong bagian yg menghitam / busuk. bersihkan dengan air bersih (air sumur oke, asal jangan air PAM), lalu rendam dengan larutan fungisida yg sudah dilarutkan sesuai takaran selama lima menit. Lalu bersihkan dengan air bersih mengalir hingga bersih. Tanam kembali dengan media yg baru.
2. Daun memanjang, trap mengecil
Medianya padat, itu ciri2 VFT minta ganti media. Ternyata bukan karena pengaruh sinar matahari. Caranya ya vft dikeluarkan dari media, lalu media tsb digemburkan kembali / diaduk2 supaya sirkulasi udara kembali baik. Tanam kembali.
3. Trapnya busuk
Salah makan, biasanya makanan yg gak sesuai dengan VFT (banyak lemak), salah satu bulu trapnya terjepit lalu dicerna, kena jamur (lihat no1), dan yg terpenting : sudah habis jatah buka tutupnya.
Terus soal dijemur..
kemungkinan mengering/layunya vft gr2 medianya telat lembab..
jadi udah terlanjur kering..baru disiram..
Dewi Venus dipuja bangsa Romawi lantaran kecantikan dan kebaikan hatinya yang penuh cinta. Namun, bagi para serangga venus justru menjadi malaikat pencabut nyawa. Kecantikannya hanyalah pemikat yang mengantarkan mereka menuju gerbang kematian.
Dialah venus fly trap alias Dionaea muscipula. Sosok tanaman pemangsa serangga itu memang indah. Pada setiap daun terdapat sepasang cuping berwarna merah mencorong atau hijau muda. Di bagian tepi terdapat bulu-bulu halus, persis kelopak mata. Susunan daun yang tampak roset membuat penampilan anggota famili Droseraceae itu kian menawan. Pantas bila sebutan venus yang melambangkan kecantikan itu disematkan pada kerabat drosera itu.
Tak hanya keindahannya yang membuat para serangga tergoda untuk hinggap. Dari permukaan cuping menguar aroma nektar yang menggiurkan. Begitu serangga menjejakkan kaki, setengah detik kemudian kedua cuping itu mengatup menjebak mangsa. Dalam waktu sesingkat itu tak satu pun mangsa mampu meloloskan diri.
Enzim
Setelah itu barulah enzim yang dihasilkan kelenjar di permukaan cuping bekerja. Enzim itu mengurai tubuh sang mangsa menjadi protein yang nantinya diserap tanaman untuk pertumbuhan. Setelah 'makanan' benar-benar habis, cuping membuka dan kembali bersiap menjebak mangsa. Begitulah cara dionaea bertahan hidup di habitat aslinya di alam. Maklum, seperti halnya tanaman karnivora lain, mereka hidup di lahan yang minim hara dan mineral.
Dionaea adalah tanaman pemangsa sesungguhnya. Ia menggunakan 'senjata' sepasang cuping untuk menangkap serangga. Namun, cara kerja cuping menjebak mangsa hingga kini belum diketahui secara pasti. Kemungkinan sepasang cuping itu mengatup setelah serangga menyentuh rambut-rambut halus yang berada di permukaan bagian dalam cuping. Rambut-rambut itu ibarat sensor yang memicu aktivitas sel-sel pada pangkal cuping sehingga menutup dengan cepat.
Beragam keunikan dionaea juga membangkitkan minat para hobiis untuk membudidayakannya. Kunci keberhasilan budidaya dionaea adalah lingkungan yang sesuai dengan habitat aslinya di alam. Salah satunya adalah menanam dionaea pada media lembap, tetapi jangan sampai tergenang. Kondisi media tergenang dapat menyebabkan busuk akar dan akhirnya mati. Media juga jangan dibiarkan terlalu kering. Agar kelembapan media terus terjaga, letakkan pot dalam wadah berisi air setinggi 1 cm.
Air hujan
Namun, jangan sembarangan menggunakan air. Seperti tanaman karnivora lainnya, dionaea sangat peka terhadap kemurnian air. Musababnya, di habitat aslinya mereka hanya disirami air hujan yang kandungan hara atau mineralnya rendah. Oleh sebab itu, satusatunya cara untuk memenuhi kebutuhan air dionaea adalah dengan menampung air hujan pada tangki atau kolam.
Tanaman penjebak serangga itu juga sangat peka terhadap kondisi media tumbuh. Di habitat aslinya mereka hidup di tanah minim hara dan mineral. Akibatnya sistem perakaran mereka tidak mampu menyerap air atau mineral jika konsentrasinya dalam tanah terlalu tinggi.
Oleh sebab itu dionaea membutuhkan media asam yang kandungan haranya rendah seperti campuran kompos sphagnum, perlit, dan pasir silikat yang tidak mengandung ion, dengan perbandingan 2:1:1.
Dorman
Venus fly trap berasal dari daerah beriklim sedang. Ia mengalami masa dormansi pada musim dingin. Sayangnya iklim seperti itu tidak terjadi di kawasan tropis. Sedangkan dormansi salah satu bagian dari siklus hidup dionaea. Bila tidak melewati fase itu, tanaman akan melemah dan akhirnya mati.
Agar dionaea mengalami dormansi, simpan tanaman di dalam lemari berpendingin selama 3-4 bulan. Sebelum disimpan, pastikan media yang digunakan berdrainase baik sehingga tidak terlalu basah atau sampai tergenang. Beberapa bulan setelah dorman, tanaman kembali tumbuh, lebih vigor, dan berbunga.
Di habitat aslinya, Dionaea muscipula tumbuh menghampar tanpa naungan. Itulah sebabnya ia menyukai sinar matahari langsung. Begitu juga bila dibudidayakan. Sebaiknya tanaman disimpan di tempat terbuka. Selain tanaman tampak lebih vigor, warna tanaman juga lebih mencorong sehingga penampilannya lebih menarik. Cuping dionaea juga mengatup lebih cepat sehingga mangsa tak akan sanggup meloloskan diri.
Bila kelima kondisi itu terpenuhi, dionaea akan tumbuh subur. Setiap tanaman dewasa menghasilkan 30 cuping jebakan dan panjang daun mencapai 15 cm. Ia berbunga setahun sekali yakni ketika musim semi. Sekali berbunga bisa menghasilkan 40 kuntum. Sayangnya para hobiis yang merawat dionaea dari biji mesti bersabar menunggu 3-6 tahun hingga dewasa.
Para ahli hortikultura menduga lambannya pertumbuhan akibat aktivitas cuping saat menjebak mangsa. Ketika itulah tanaman kehilangan banyak energi. Apalagi tidak setiap saat jebakan itu berhasil menangkap mangsa. Makanan melayang, energi pun hilang.
Lamban
Meski dionaea tergolong tanaman karnivora, jangan sekali-kali memberikan daging atau makanan lainnya kepada dionaea. Tidak semua makanan bisa dicerna enzim yang dikeluarkan olehnya. Langkah seperti itu bukannya menambah energi, malah tanaman akhirnya mati.
Maraknya pembudidaya bukan hanya menyelamatkan dionaea dari kepunahan. Dari tangan merekalah aneka jenis kultivar baru lahir. Jumlah kultivar baru yang terdaftar di International Carnivorous Plant Society terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang paling spektakuler adalah 'clayton reds' yang daunnya berwarna ungu kemerahan.
Varian lainnya adalah dionaea yang seluruh daunnya berwarna hijau kekuningan tanpa semburat merah sama sekali. Ada juga kultivar yang mengalami mutasi. Pada bagian tepi cuping hanya bergerigi menyerupai ujung gergaji. Itulah sebabnya ia dinamakan 'sawtooth'. Lazimnya tepi cuping itu berupa rambutrambut halus. Dengan perawatan tepat, aneka keunikan itu dapat dinikmati sepanjang hayat.
Langganan:
Postingan (Atom)